Rabu, 23 November 2011

50 reasons How We ♥ Yabu Kouta



1. He's hot. Hot hot hot.


2. He has the cutest smile EVER


3. He looks sexy when he dances.


4. He has a great voice.


5. How he gets all modest when anyone praises him.


6. He looks good with anyone he gets paired up with ( Inoobu, Takabu, Yamabu, Hikabu etc)


7. The way he's so caring like an older brother toward everyone in JUMP.


8. How cute he looks when he gets embarassed


9. The way he glares all intensely at the camera. His 'psycho glares'.


10. And lets not forget the I-know-you-want-me-look.


11. He can pose all girly better than any girl.


12. He was such a beautiful baby. I KNOW WE ALL WANNA HAVE HIS BABIES BUT KEEP THE OVARIES UNDER CONTROL.


13. He suits the color pink.xD


14. He has nice hair.


15. He looks cute wearing glasses. asjkl;k I wanna pinch his cheeks mercilessly


16. Not to mention positively gorgeous wearing sunglasses.


17. How he takes charge in JUMP and takes care of everyone.


18. He can beatbox. MEANING HE CAN DO THINGS WITH HIS MOUTH.


19. He's so pretty.


20. His hate for tomatoes is funny.


21. He's adorkable.


22. He has the CUTEST laughter.


23. He's so tall. ;D


24. His mouth is gorgeous.


25. He was the cutest chibi ever. DON'T YOU MISS HIS BIG CHIBI HEAD.


26. No comment is needed when he show his stomach >< 
27. His eyes are pretty.


28. Even his nose is pretty.


29. He has a lovely set of teeth.


30. He even looks sexy while he's eating. (LOL)


31. Yes, Yabu gives us tongue action too.


Aren't my screencapping skills the best lol
32. He looks hot even while wearing a piggy nose. Perhaps even hotter.


33. He fails miserably at acting but he tries his best!


34. His ever so manly jawline.


35. Even the senpai's love him


36. DREAM BOYS 2008 PAMPHLET. Enough said.


37. His fail moments are lulz.


38. His hips. THE CURVES, THE CURVES I SAY.


39. He's a total camwhore.


40. His never-fails-to-amuse ENGRISH.


41. The fact that he totally supports member-ai and can't seem to keep his mouth off people.
42. His orgasmic expressions when he eats. XD


43. He works hard at everything he does, even in his ability to thrust.


44. The way he completely loses his eyes when he smiles. :)


45. He looks asjll;k adorable when he puts his hair behind his ears.


46. How he still sometimes has cute, shy moments on camera despite being in front of it for like, 7 years now. XD


47. He looks good in a dress. OHYES.


48. How he can give the most amusing expressions when he gapes at something.


49. How angelic he looks when he sleeps.


50. Because he is Yabu Kota and he is awesome.


Selasa, 22 November 2011

20 November 2011 with love ♥

cerpen sayaa :)


ULANG TAHUN KALI INI ..

            Tetes-tetes air hujan membasahi kota Kanagawa siang itu. Gulungan awan hitam menyebar luas di langit dan menghalangi cahaya sang mentari. Dikendarainya mobil Audi R8 super mewah itu dengan laju yang sangat cepat, seakan ia dapat menembus semua mobil-mobil lain yang berbaris tak beraturan, terjebak macet. Sesekali matanya melirik ke sisi-sisi jalan yang ia lewati, mencari sesuatu dengan teliti.
            Sampai akhirnya, terlukislah senyuman di sudut bibirnya yang tipis nan pucat tersebut. Ia menemukannya. Rumah khas Jepang yang sudah tua di ujung jalan tersebut, sebuah toko bunga yang dulu sering ia kunjugi. Tapi ia tak membeli bunga disana, biasanya ia hanya bermain dengan anak dari pemilik toko bunga tua yang sudah bobrok itu.Diparkirkannya mobil itu di tengah jalan, tak peduli bahwa akan ada banyak mobil lain yang melewati jalan tersebut.
            ‘Biarlah mobil itu tertabrak, toh tak akan pernah rusak’, mungkin itu yang ada dalam pikirannya.
            Ia membuka pintu mobilnya perlahan, kaki jenjangnya mulai berjalan di astpal yang digenangi oleh air hujan. Matanya memonitor semua yang ada dihadapannya, bunga-bunga daisy putih yang berbaris rapih di sudut rumah tersebut masih bermekaran. Kenangan-kenangan dari masa lalunya mulai bermain di dalam pikirannya. Ia teringat 3 tahun lalu, di pagi hari yang tak begitu cerah, anak dari pemilik rumah tua itu menebar bibit-bibit  bunga dipojok halaman dan memintanya untuk merawat bunga itu bersamanya.
            “Aku ingin bertemu…”, ucapnya lirih.
 Tangga-tangga kayu yang telah reyot berdenyit ketika ia injak,
            “Aku rindu padamu…”
            Tangannya sudah berada di udara ketika ia sampai di depan pintu masuk rumah itu. Tapi rasa sungkannya mengalahkannya, ia mengepal tangannya lagi dan menurunkannya,
            “nggak bisa…”
Ia tersenyum lirih sembari membalikan badannya yang kurus.
            “Aku hanya ingin bilang ‘Selamat Ulang Tahun’…”
            Disandarkannya tubuh itu ke pilar kayu. Ia melihat ke bawah, ada sesuatu yang tertidur pulas di dekat kakinya.
“Yamada? Chinen?”

            Dua ekor kucing putih berbulu putih tebal yang beberapa tahun silam ia berikan kepada orang yang dulu ia anggap sebagai ‘sahabat’nya sedang meringkuk dekat ujung sepatunya. Ia tersenyum simpul,
            “Apa kalian sudah mempunyai anak?”
            “Apa dia baik-baik saja?”, ia mengangkat salah satu kucing tersebut dan membuatnya terbangun,
            “Hey, aku sedang bertanya padamu, Yamada~ masih ingat aku tidak ?”
            Yamada hanya mengeong pelan.Pemuda tampan itu tertawa tertahan. Dulu, ia dan ‘sahabat’nya juga sering bermain bersama dua kucing putih ini.
            “Bu! Lihat! Ada kucing berbulu putih tebal yang melayang!”kata seorang anak lelaki yang lewat di depan toko bunga bobrok itu.
            Sepertinya sang ibu sedang terburu-buru sehingga ia menghiraukan anaknya. Tangan ibu itu dengan kuat menyeret lengan anak lelaki yang malang tersebut, menyeretnya menembus mobil Audi R8-nya yang terparkir di tengah jalan.
            “Mobilku tak akan pernah rusak…”, ia menurunkan kembali Yamada.
            Kemudian duduk tenang di samping kucing-kucing putih kecil itu sambil memeluk kedua kaki jenjangnya,
            “Jika waktu itu aku menurutinya, mungkin anak kecil itu tak akan pernah bilang bahwa tadi ia melihat kucing yang melayang…”

Beberapa tahun yang lalu  ...
            Hari itu adalah hari ulang tahun sahabat paling setianya. Ia menggebrak pintu itu dengan luapan amarah yang sangat besar
            “Kubilang, MANA KUNCI MOBILKU?”  
            Yang satu hanya duduk lemas di pinggir tempat tidur besar sembari menundukkan kepalanya. Matanya memerah, ia menahan air matanya yang sudah di pelupuk untuk tidak jatuh dan mengalir deras di pipinya.
            “Yabu, aku sangat takut jika kau akan kecelakaan!”, ia membentak orang yang bernama Yabu dengan nada lembut.
            “Tapi mereka meremehkanku! Kelompok keji itu selalu mengejekku!”, Yabu memegang erat kedua belah bahu milik sahabatnya, mencengkramnya sehingga sahabatnya itu mendesah kesakitan,
            “Kumohon, Kei! Hanya hari ini saja! Hari ini! Aku akan membuktikan kalau aku pun bisa mengalahkan mereka!!!”
            Sahabatnya hanya diam. Ia mengusap air matanya dengan lengannya seperti anak kecil, “Hari ini hari ulang tahunku… Temani aku saja seharian ini! Tolonglah…”
            “TAK AKAAAAN !!!”, Yabu melempar bantal ke arah wajah Kei
            “Mereka jahanam, Kei! Bajingan! Apa kau bisa mengerti perasaanku, bodoh?! Selama 2 tahun aku selalu di permainkan oleh mereka! Apa kau bisa mengerti?!”, Ia mendorong Kei hingga jatuh di tempat tidur
            “Pekerjaanmu hanya merawat bunga, bukan? Hanya itu yang kau bisa! Kau ingat ketika mereka memukulimu tanpa sebab? Apa kau tahu alasannya?! JAWAB AKU, apa kau tahu alasannya?!”
Sahabatnya hanya menggeleng. Yabu mendekatkan wajahnya yang dipenuhi amarah ke wajah Kei
            ”Karena kau adalah sahabatku ! Sekarang”, ia berjalan ke arah laci berdebu di sebelah tempat tidur sahabatnya. Membukanya, dan mengacak-acak isinya hingga bertebaran di lantai, “Mana kunci mobilku, sialan?”
            “HANYA HARI INI, Kei ! HARI INI SAJA!” katanya sembari mengguncang tubuh lemas sahabatnya itu.
            “ KUMOHON JANGAN, YABU! JANGAN !”
Mungkin saat itu pikirannya hanya tertuju pada balas dendam. 
            “AKU AKAN MEMBANTUMU BALAS DENDAM, KEI! Jika aku menang dalam lomba ini, aku akan membantumu membayarkan hutang-hutang ayahmu kepada ayah tiriku… Tenang saja Kei, jika kau memberikanku kunci mobil itu, aku akan tetap berada di sisimu…” pinta Yabu untuk kesekian kalinya
            “TAK AKAN PERNAH!”
            “KURANG AJAR KAU!” triak Yabu
 Mungkin saat itu ia sudah tak menganggap Kei sebagai sahabatnya lagi.
            “DIMANA?!”, tangannya yang kuat mengoyak tubuh lemah sahabatnya dengan keras, “KUBILA­­––“
CRING~!
           
Itu adalah bunyi benda jatuh… Ha? Benda jatuh?
            “YAMADA!”, Kei berteriak histeris.
            “Kau pintar, Yamada!”, Yabu mendekati lemari tua besar itu.
            Di bawahnya terdapat kunci silver dengan gantungan salib, itulah benda yang terjatuh tadi. Yamada hanya mengeong dari atas lemari, mungkin ia minta di bawa turun. Yabu tertawa gembira sambil membungkuk, mengambil kunci mobilnya yang terjatuh dari atas lemari tua itu. Ia menoleh ke arah Inoo sebelum membuka pintu,
            “Aku akan baik-baik saja. Percayalah…”
Tapi jika saja ia menurut pada sahabatnya malam itu…
Jika saja…

Kembali ke masa sekarang ..
            Pemuda itu tersenyum sedih, ia menatap langit yang mendung, “Jika hari ini tidak mendung, aku tak akan pernah bisa bertemu lagi dengannya…”
KRAK!
            “Kei?”, ia berdiri.
            Pintu gerbang itu di buka oleh seseorang yang sedang di tunggunya. Tubuhnya ramping, matanya indah, dan bibirnya merah seperti cherry. Tapi wajahnya pucat pasi… Tangan kanannya sedang membawa papper bag bergambar kue tart dengan topping strawberry yang meleleh di sisi-sisinya.
            Ia berjalan ke arah pemuda itu, “Yamada? Chinen? Kenapa kalian tidur di luar? Lihatlah, langit sedang tidak bersahabat…”
            “Kei, apa kabar?”, ucapnya.
            Tapi orang yang di sapanya terus berjalan ke arah pintu, mengacuhkannya. Sambil tersenyum manis, ia berkata, “Jika kalian tak mau masuk, akan ku kunci pintunya…” Akhirnya mereka menuruti majikannya. Kucing putih itu berlarian ke arah sofa putih panjang. Pemuda itu mengikuti dari belakang,
            “Kei, hari ini hari ulang tahunmu, bukan? Aku ingin bilang sesuatu…
            “Ya, silahkan…”, Kei membawa dua buah mangkuk berisi susu segar ke arah kucing-kucing kesayangannya, “Minumlah. Hari ini hari ulang tahunku, lho…”
            “Kei, dengarkanlah aku… Kumohon…” Kei hanya terdiam. Ia mengacuhkannya, bukan karena ia marah.Tapi, karena…
            “Jika saja Yabu ada di sini…”
            Ia tersenyum sedih ketika menatap foto yang di balut bingkai kayu itu. Ada dua orang yang sedang tertawa di sana, di depan gerombolan bunga daisy yang mekar bersamaan beberapa tahun silam. Di foto itu ada dia dan sahabatnya… Tiba-tiba ia terisak. Air matanya tak dapat ia bendung lagi. Hatinya sakit sekali. Lebih sakit di banding ketika Yabu membentaknya beberapa tahun lalu
            “Tapi aku tak akan pernah memaafkanmu atas kejadian yang menimpamu. Kau tahu, sekarang aku sangat kesepian…”. Ia mengepal tangannya kuat-kuat untuk menahan tangisannya. Kakinya mulai berjalan meninggalkan ruang tamu yang gelap itu. Tanpa menyadarai ada sesosok bayangan yang mengikutinya.
 Dibukanya pintu kamarnya, “Aku rindu sekali…”
            “Aku juga rindu padamu…”, pemuda itu berdiri di ambang pintu, melihat sahabatnya sedang mencari sesuatu di laci sebelah tempat tidurnya.
            “Ah ini dia… hadiah terakhir darinya…”, Inoo mengangkat kotak kayu kecil berukiran indah. Di bukanya benda itu perlahan. Ada sebuah kalung di dalamnya. Dengan liontin berbentuk persegi panjang pendek. Di sekitarnya ada butiran-butiran permata yang berkilau. Tapi yang membuatnya heran adalah, sebuah bagian di tengah liontin itu yang tampak seperti hilang.
            Ia terdiam sesaat. Matanya terbelalak ketika ia melihat sepasang sepatu cokelat yang bergerak-gerak di sebelah pintu. Tanpa pikir panjang, matanya langsung memonitor apa itu. Lebih ke atas, atas, dan atas…
BRAKK!
            Kei menjatuhkan kalung itu beserta kotak kayu kecilnya. Air matanya keluar lagi setetes demi setetes, “K-Kau...”, suaranya bergetar. Kini, sosok pemuda itu tampak lebih jelas.
            “Kei…”, bisiknya. Ia mulai berjalan ke arah Inoo, tersenyum, “Selamat ulang tahun…”
            “Yabu ..”, tangannya mencoba menggapai lengan sahabatnya itu.Tapi
            Tangannya menembus lengan Yabu yang sedang tersenyum ke arahnya. Harusnya ia tahu itu. Tapi mungkin, keinginan untuk memeluk sahabatnya itu sangat besar. Ia menatap Yabu penuh penuh.
            “ aku kesini hanya untuk mengucapkan Selamat Ulang Tahun untukmu.. dan sebentar lagi aku mau kembali ke alamku.” Kata Yabu
            “segitu cepatnya kah untuk hari ini ? aku ingin berbincang denganmu. sungguh” kata Kei memelas.
            “maaf Kei, aku tak bisa. Aku hanya bisa sebentar saja. Kalau kau mau , setiap ulang tahunmu, aku akan kesini, kerumahmu. Aku janji akan selalu datang untukmu. Percayalah.” Janji yabu
            Kei hanya terdiam. Ia meneteskan air matanya. Ia tak ingin melihat sahabatnya pergi begitu saja. Tapi apa daya. Yabu telah menghilang dalam sekejap mata. Hanya meninggalkan semerbak bau kembang kuburan.
            “aku akan selalu menunggumu, disini. tempat terakhir kita berbincang” kata Kei terisak.
            Dan Pemuda yang bernama Yabu Kota itu menepati janjinya. Ia selalu datang ketika sahabatnya itu berulang tahun. Ketika langit sedang mendung, ketika hujan deras membasahi kota Kanagawa, selalu ada mobil Audi R8 yang melintas di jalan yang sunyi itu dangan laju yang sangat cepat. Selalu ada mobil yang terparkir di depan toko bunga bobrok di ujung jalan itu. Dan selalu ada bayangan pemuda tak dikenal yang duduk di teras rumah tua tersebut. Bahkan 3 tahun setelahnya, ketika sahabat paling setianya itu menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit yang ia derita, Pemuda itu masih setia di sisinya.
            “Sudah kubilang hidupmu tak akan lama lagi, Kei… Aku telah menepati janjiku padamu. Sekarang aku tak akan pernah melepaskanmu dari genggamanku. Kemanapun kau pergi, aku akan selalu menemanimu…”

TAMAT




By :
Free Blog Templates